Selasa, 03 Juli 2012

GAGASAN SANG PROKLAMATOR



• Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi“perkakasnya Tuhan”, dan membuat kita menjadi “hidup di dalamrokh”. [Suluh Indonesia Muda, 1928]

• Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan se-mata-matacopie atas tiruan dari Nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasacinta akan manusia dan kemanusiaan. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 5]

• Nasionalisme Eropa ialah satu Nasionalisme yang bersifat serangmenyerang, satu Nasionalisme yang mengejar keperluan Beograd, satuNasionalisme perdagangan yang untung atau rugi, Nasionalismesemacam itu pastilah salah, pastilah binasa. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 6]


• Bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka dan menjadi buruh antarabangsa-bangsa. Tuan-tuan Hakim-itu bukan nyaman… Tidaklahkarenanya wajib tiap-tiap nasionalls mencegah keadaan itu denganseberat-beratnya ? [Indonesia menggugat, hlm. 58]


• Bangsa atau rakyat adalah satu jiwa. Jangan kita kira seperti kursikursiyang dijajarkan. Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satujiwa, maka kita pada waktu memikirkan dasar statis atau dasar dinamisbagi bangsa, tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat ituBeograd. [Pancasila sebagai dasar negara, hlm. 37]

• Entah bagaimana tercapainya “persatuan” itu, entah bagaimanarupanya “persatuan” itu, akan tetapi kapal yang membawa kita keIndonesia – Merdeka itu, ialah ….”Kapal Persatuan” adanya. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 2]

• Tidak ada dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsamempunyai cara berjuang Beograd, mempunyai karakteristik Beograd.Oleh karena pada hakekatnya bangsa sebagai individu mempunyaikepribadian Beograd. [Pancasila sebagai dasar negara, hlm. 7 ]

• Kita bangsa yang cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kemerdekaan! [Pidato HUT Proklamasi, 1946 ]

• Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras ia punya keinginanbersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satugeopolitik yang nyata satu persatuan. [Pancasila sebagai dasar negara hlm. 58]

• Kita dari Republik Indonesia dengan tegas menolak chauvinisme itu.Maka itu di samping sila kebangsaan dengan lekas-lekas kita taruhkansila perikemanusiaan. [Pancasila sebagai dasar negara, hlm. 64]

• Janganlah kita lupakan demi tujuan kita, bahwa para pemimpin berasaldari rakyat dan bukan berada di atas rakyat. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 69]

• Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasapahlawannya. [Pidato Hari Pahlawan 10 Nop. 1961]

• Di dalam arti inilah maka pengorbanan kawan Tjipto itu harus kitaartikan: Tiada pengorbanan yang sia-sia. Tiada pengorbanan yang takberfaedah. “No sacrifice is wasted”. [Suluh Indonesia Muda, 1928]

• Tidak seorang yang menghitung-hitung : “Berapa untung yang kudapatnanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untukmempertahankannya.” [Pidato HUT Proklamasi, 1956]

• Oleh karena itu, maka Marhaen tidak sahaja harus mengikhtiarkanIndonesia Merdeka, tidak sahaja harus mengikhtiarkan kemerdekaannasional, tetapi juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaannasional itu harus Marhaen yang memegang kekuasaan.[Mencapai Indonesia Merdeka, 1933]
• Ini Negara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan ialah partai. Nah,alat ini kita gerakkan. Keluar untuk menentang musuh yang hendakmenyerang. Kedalam, memberantas penyakit di dalam pagar, tapi jugamerealisasikan masyarakat adil dan makmur.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 60]
• Dari sudut positif, kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadiankita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaan yangsehat.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 65]

• Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dannasib tanah air di dalam tangan kita Beograd. Hanya bangsa yangberani mengambil nasib dalam tangan Beograd, akan dapat berdiridengan kuatnya.[Pidato HUT Proklamasi, 1945]

• Dalam pidatoku, “Sekali Merdeka tetap Merdeka”! Kucetus semboyan:“Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN”.[Pidato HUT Proklamasi, 1946][Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm.69]
• Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasapahlawannya.[Pidato Hari Pahlawan 10 Nop. 1961]

• Di dalam arti inilah maka pengorbanan kawan Tjipto itu harus kitaartikan: Tiada pengorbanan yang sia-sia. Tiada pengorbanan yang takberfaedah. “No sacrifice is wasted”.[Suluh Indonesia Muda, 1928]

• Tidak seorang yang menghitung-hitung : “Berapa untung yang kudapatnanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untukmempertahankannya.”[Pidato HUT Proklamasi, 1956]

• Oleh karena itu, maka Marhaen tidak sahaja harus mengikhtiarkanIndonesia Merdeka, tidak sahaja harus mengikhtiarkan kemerdekaannasional, tetapi juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaannasional itu harus Marhaen yang memegang kekuasaan.[Mencapai Indonesia Merdeka, 1933]

• Ini Negara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan ialah partai. Nah,alat ini kita gerakkan. Keluar untuk menentang musuh yang hendakmenyerang. Kedalam, memberantas penyakit di dalam pagar, tapi jugamerealisasikan masyarakat adil dan makmur.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 60]

• Dari sudut positif, kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadiankita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaan yangsehat.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 65]

• Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dannasib tanah air di dalam tangan kita Beograd. Hanya bangsa yangberani mengambil nasib dalam tangan Beograd, akan dapat berdiridengan kuatnya.[Pidato HUT Proklamasi, 1945]

• Dalam pidatoku, “Sekali Merdeka tetap Merdeka”! Kucetus semboyan:“Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN”.[Pidato HUT Proklamasi, 1946]

1 komentar: