Seiring maraknya layanan online trading dari perusahaan sekuritas,
peminat investasi saham perorangan pun meningkat.
Sayang, karakter saham sebagai instrumen investasi menuntut investor perorangan memakai strategi yang jitu agar sukses berinvestasi saham dalam jangka panjang.
Investor harus memahami money management yang baik, psikologi trading, serta mengenal analisis fundamental dan teknikal yang aplikatif untuk menghasilkan profit maksimal.
Sayang, karakter saham sebagai instrumen investasi menuntut investor perorangan memakai strategi yang jitu agar sukses berinvestasi saham dalam jangka panjang.
Investor harus memahami money management yang baik, psikologi trading, serta mengenal analisis fundamental dan teknikal yang aplikatif untuk menghasilkan profit maksimal.
DASAR FUNDAMENTAL DAN RAGAM PELAKU BURSA
Dalam analisis fundamental, yang dijadikan dasar perkiraan harga
(intrinsic value) adalah faktor-faktor fundamental seperti laporan keuangan,
informasi penting lain yang sewaktu-waktu harus diumumkan perusahaan publik dan
perkembangan ekonomi makro, mau pun berita dalam bidang-bidang lain seperti
politik, sosial, cuaca, dsb. yang dianggap perlu, semuanya selama paling tidak
dua tahun terakhir. Tentu pekerjaan yang terlibat adalah kolosal, bila ingin
ditinjau secara mendalam dan tuntas.
Tidak mungkin bagi siapa saja untuk menyerap semua informasi yang
ditawarkan secara total. Perlu untuk meletakkan perbatasan menurut urutan
prioritas dan keterbatasan waktu maupun sumber daya masing-masing. Pembatasan
yang ditetapkan oleh analis menurut kebutuhan masing-masing adalah
berbeda-beda. Di samping itu akses kepada informasi yang tersedia tidaklah sama
bagi semua pihak yang sedang terlibat, dari segi waktu maupun jumlah. Perbedaan
dalam pembatasan ruang gerak analis akan berpengaruh terhadap proses
pembentukan harga, sehingga akan timbul perbedaan persepsi tentang tingkat
harga yang dianggap wajar.
Bila yang ikut ditinjau juga adalah motivasi berbagai pihak untuk
terjun ke bursa saham, maka gerak harga akan dipengaruhi juga oleh pertimbangan
yang tidak fundamental atau rasional. Pihak yang dianggap menggunakan
pendekatan fundamental adalah investor jangka panjang yang adakalanya perlu
melaksanakan penyesuaian portfolio, namun selalu berusaha untuk memilih saham
dengan kinerja terbaik. Golongan yang tidak selalu bersikap demikian, namun
masih cukup rasional adalah penggerak pasar (market maker) karena kewajibannya
untuk mencipta permintaan pada saham tertentu. Dalam golongan "market
maker" termasuk "specialist" yang oleh peraturan bursa dilarang
untuk mencipta permintaan yang menyesatkan, karena saham yang ditanganinya
sebetulnya tidak memenuhi persyaratan fundamental sama sekali. Para
"specialist" ditugaskan untuk memelihara perdagangan yang hidup dan
liquid bagi saham-saham tertentu berdasarkan imbalan perlakuan istimewa
(privileges) dari pihak bursa di Amerika Serikat.
Perbedaan motivasi antara investor dan para penggerak pasar sudah
bisa menyebabkan saham yang terbaik tidak mendapatkan harga tertinggi. Bisa
saja terjadi bahwa saham yang tidak begitu baik fundamentalnya, dikejar pelaku
bursa karena permintaan yang lebih tinggi.
Pelaku bursa dengan persentase rendah di bursa yang sudah maju,
namun justru lebih tinggi di bursa yang belum berkembang dengan baik, adalah
para spekulator yang tidak rasional. Para spekulator terdiri dari dua kelompok
yang termakan isu bahwa mencari untung di bursa adalah lebih mudah dan cepat
daripada terjun ke dalam bisnis normal.
Kelompok yang satu memang mempunyai uang lebih, sehingga secara
menyeluruh tidak akan kehilangan segala-galanya secara menyakitkan. Kerugian
akan membuat mereka mendapatkan pelajaran pahit yang mudah-mudahan dapat
menjadi pendorong untuk mau berlelah-lelah dalam membuat analisis sebelum
terjun di bursa, daripada mengandalkan rumor atau naluri saja.
Kelompok yang satu lagi adalah mereka yang sebetulnya tidak
mempunyai uang lebih, namun yang tersedia hanya belum dibutuhkan dengan segera.
Karena sama sekali tidak mempunyai pengertian tentang manajemen dana,
tidak ada cadangan untuk menghadapi kerugian yang tiba bersamaan dengan atau
lebih cepat dari kebutuhan penggunaannya. Pengalaman demikian akan membuat mereka
jera masuk ke bursa lagi.
Dari latar belakang materi fundamental dan pelaku bursa saham
dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya untuk menetapkan harga di muka, tidak
mungkin bisa berhasil dengan baik. Harga yang telah dihitung dan diperkirakan
tidak bisa diharapkan untuk muncul di bursa. Apa yang dapat diharapkan adalah
pedoman untuk tindakan jual atau beli berdasarkan perbandingan antara analisis
dan kenyataan yang dihadapi pelaku bursa. Juallah saham yang disebut
"overvalued" (harga berada di atas nilai yang telah
dihitung/diperkirakan), sebaliknya belilah saham yang "undervalued"
(harga berada di bawah nilai yang telah dihitung/diperkirakan). Sikap yang
rasional demikian memang akan menghasilkan keuntungan bila jangka waktu yang
digunakan adalah cukup lama. Namun apakah suatu strategi
"buy-and-hold" untuk saham yang "undervalued" bisa
menghasilkan keuntungan yang maksimal?
DASAR TEKNIKAL DAN SINERGI FUNDAMENTAL
Ada suatu kelompok pelaku bursa saham yang belum diulas sampai
kini, ialah mereka yang memanfaatkan analisis teknikal.
Keunikan dengan cara analisis ini adalah bahwa pekerjaan baru
dimulai setelah harga terbentuk di bursa. Ingatlah bahwa
pekerjaan dalam analisis fundamental dilaksanakan sebelum harga
terbentuk di bursa . Tindakan jual-beli kemudian didasarkan perbandingan antara
hasil analisis dan kenyataan di bursa, yang bisa ditetapkan sebagai
"over" atau "undervalued."
Jelaslah dari urutan peristiwa bahwa analisis fundamental
dibutuhkan sebelum bisa ada upaya untuk melaksanakan analisis teknikal. Adalah
kekuatan-kekuatan pasar secara kolektif yang menyebabkan pembentukan harga.
Kekuatan-kekuatan ini adalah hasil dari analisis fundamental yang dilancarkan
oleh para investor dan penggerak pasar maupun spekulator. Hasil dari
kekuatan-kekuatan ini atau tarik menarik antara permintaan dan penawaran adalah
yang dipelajari dalam analisis-teknikal. Interaksi antara permintaan dan
penawaran secara kolektif dan kumulatif menghasilkan grafik gerak harga, yang
bila dibaca dengan benar, bisa menjadi pedoman tindakan beli atau jual yang
menguntungkan secara total.
Dalam
pandangan analisis teknikal, semua faktor fundamental sudah masuk ke dalam
dan dipresentasikan oleh harga yang terbentuk, sehingga tidak lagi perlu
mempertimbangkan segi fundamental suatu saham. Setelah terjadi pembentukan
harga, maka adalah mubazir untuk memperhatikan segi fundamental yang
menyebabkannya. Yang diperlukan adalah justru kemampuan membaca dengan benar
arah yang akan diambil oleh harga.
|
Sebaliknya meskipun dimulai dengan analisis fundamental, pelaku
bursa masih bisa mengambil manfaat lebih jauh dari analisis teknikal. Dalam
keadaan "overvalued" apakah saham langsung dijual atau apakah
tindakan itu bisa ditunda dulu untuk meraih keuntungan lebih banyak lagi?
Berapa lama lagi waktu harus dibiarkan berlalu sebelum tercapai suatu titik
balik dalam gerak harga? Ini bergantung dari pemanfaatan analisis teknikal
dengan baik.
Dari ulasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis
fundamental dan analisis teknikal saling membutuhkan: yang pertama untuk
pembentukan harga dan yang kedua untuk kelanjutan gerak harga. Perbedaan
mendasar antara kedua cara analisis ini adalah dominannya segi eksakta dalam
analisis fundamental dan hadirnya intuisi—berdasarkan pengalaman di masa
lampau—dalam kadar tertentu pada analisis teknikal.
Jack D. Schwager sebagai pengaran buku The Market Wizards (1989,
New York Institute of Finance/Simon & Schuster) dan The New Market Wizards:
Conversations with America's Top Traders (1992, Harper Business), setelah
mengadakan wawancara dengan puluhan pakar dalam perdagangan di bursa saham dan
komoditi, ia menulis bahwa analisis fundamental dan teknikal bisa digunakan
terpisah atau tergabung, dengan berhasil.
Dalam bukunya yang terakhir Schwager on Futures (1996, John Wiley
& Sons), ia mengakui di kata pengantarnya bahwa mula-mula ia merupakan
"pure fundamentalist" dan sangat meremehkan analisis teknikal. Namun
setelah mencoba memanfaatkan analisis grafik, ia berubah 180 derajat dari
skeptisismenya yang semula. Perubahan sikap demikian telah dialami banyak
fundamentalist lain melalui pandangan terbuka (open mindedness) yang
memungkinkan mereka mengadakan percobaan. Dengan demikian maka analisis
fundamental dan teknikal tidak perlu dipertentangkan, karena saling membutuhkan
untuk hasil yang maksimal.
SPEKULASI BUKAN FAKTOR TEKNIKAL
Memang
ruang lingkup analisis teknikal, yang hanya memperhatikan sifat dan pola
gerak harga, tidaklah seluas analisis fundamental yang mencakup ilmu akunting,
ekonomi mikro dan makro, bidang sosial politik, cuaca, dsb. Namun cara
analisis ini tidaklah sederhana juga, apa lagi program komputer mutakhir
memanfaatkan lebih dari 150 indikator atau alat analisis untuk seleksi yang
terbaik antara ribuan saham dalam waktu beberapa menit saja.
|
Mereka yang menggunakan analisis teknikal dengan benar pasti
bukanlah spekulator yang tidak menguasai dan mengerti tindakan mereka sendiri.
Pada umumnya spekulator menggunakan analisis teknikal dan karena itu cenderung
diasosiasikan dengan analisis teknikal. Karena sesungguhnya belum dimanfaatkan
secara profesional sehingga tingkat keberhasilannya rendah, maka pendekatan
teknikal dianggap spekulatif. Meskipun demikian analisis teknikal tidak identik
dengan spekulasi, yang tidak konsisten dalam hasilnya. Pelaku bursa yang
fanatik teknikal seperti Richard Dennis (buku New Market Wizards, pasal Silence
of the Turtles) di samping mendapatkan hasil yang konsisten dengan
melipatkgandakan beberapa ribu dolar menjadi $200 juta, juga telah melatih
puluhan orang lain untuk berhasil secara konsisten. Agar tidak merusak pasar,
mereka terikat kontrak untuk bungkam tentang sistem dagang mereka.
Berikut ini 10 kriteria dalam memilih saham :
1. Emiten yang memiliki orientasi pasar domestik
2. Emiten yang memiliki nilai Price Earning Ratio dan Price Book Value
relatif lebih rendah dari industri atau sektornya
3. Perbandingan utang bersih perusahaan terhadap ekuitasnya (net debt/equity) yang relatif lebih kecil dari 0,8x
4. Perbandingan harga saham terhadap pertumbuhan laba bersih relatif lebih kecil dari 1,0x
5. Tidak memiliki porsi utang berdenominasi dollar AS dalam jumlah besar
6. Perusahaan yang memiliki biaya produksi dan operasional efisien bila dibandingkan dengan industri atau sektornya sehingga berproduktivitas tinggi.
7. Memiliki manajemen perusahaan yang transparan terhadap investor publik
8. Tidak terlalu sensitif terhadap perubahan kondisi global sehingga masih mampu meningkatkan kinerja usaha perusahaan
9. Selektif menentukan investasi di perusahaan yang berbasis sumber daya alam (SDA) karena kondisi harga komoditas yang masih bergerak fluktuatif dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun) sehingga dapat memberikan sentimen negatif terhadap sektor berbasis SDA
10. Perusahaan yang memiliki fokus bisnis kuat sehingga dapat menjaga kesinambungan pertumbuhan laba bersih dalam jangka panjang
Hal ini penting bagi pengusaha yang sangat rentan terhadap risiko finansial. Pengusaha yang cerdas adalah yang cerdas finansial, mampu mengakselerasi bisnisnya sekaligus mengamankan diri dari risiko yang tak terduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar